Sabtu, 11 Juni 2016

Videografi

Definisi Videografi


Videografi adalah teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak. Aplikasi umum dari sinyal video adalah televisi, tetapi dia dapat juga digunakan dalam aplikasi lain di dalam bidang teknik, saintifik, produksi dan keamanan.

Kata video berasal dari kata Latin, "Saya lihat".

Istilah video juga digunakan sebagai singkatan dari videotape, dan juga perekam video serta pemutar video.

Pada tekhnik videografi ini, sama halnya dalam sebuah film. Film merupakan hasil karya seni yang berasal dari perpaduan banyak unsur, seperti suara, gambar, gerak,dll.

Pemerintah sendiri mendefinisikan film sebagai berikut :

”Film adalah karya cipta seni budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang dengar yang dibuat berdasarkan sinematografi dengan direkam pada pita selluloid, pita video, piringan video, dan atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam bentuk, jenis, ukuran melalui kimiawi, proses elektronik atau proses lainnya atau tanpa suara yang dapat dipertunjukkan dan atau ditayangkan dengan sistem proyek mekanik, elektronik dan atau lainnya (UU Perfilman th. 1992, Bab I, Pasal 1).”

Berikut ini adalah istilah videografi beserta artinya :

1. Aperture Lens
Adalah sebuah lobang variabel untuk mengontrol masuknya jumlah cahaya yang dipancarkan sebuah lensa

2. Multi camera production
Adalah salah satu produksi video yang menggunakan lebih dari satu kamera video secara serentak dan kesemuanya dihubungkan kepada satu pusat control. Imej terbaik dari salah satu kamera ini akan dipilih secara silih berganti. Ini menghasilkan gambar video terus menerus tanpa potongan dengan sudut rekaman yang berbeda. Biasanya, imej video dari kamera yang terpilih akan disiarkan terus ke screen proyector. Khidmat ‘’multi camera production’’ semakin populer sekarang

3. Back lot
Adalah bagian dari lingkaran halaman studio film yang dilengkapi dengan jalan raya, gedung- gedung yang yang hanya dibangun bagian mukanya saja, yang digunakan sebagai tempat lokasi syuting

4. Montaj Video
Adalah ringkasan kepada keseluruhan video yang biasanya mengambil masa sekitar 5 menit. Berbagai teknik dan kesan khas yang menarik akan digunakan secara kreatif dalam montaj

5. Master Tape
Adalah pita asal yang digunakan untuk merekam gambar video. Selepas rekaman selesai dibuat, pita ini akan disunting dahulu sebelum dijadikan VCD atau DVD untuk ditonton oleh penggemar

6. Band width
Adalah suatu ukuran kapasitas dari suatu saluran komunikasi , khususnya jumlah spektrum frekuensi elektromagnetik yang diperlukan untuk saluran televise atau saluran radio

7. Digitally controlled camera
Adalah sebuah kamera yang menggunakan micro prosessor utamanya untuk otomatisasi kamera dan menjamin kinerjanya secara optimal dalam berbagai kondisi produksi

8. Format video
Merujuk kepada jenis kamera dan jenis pita video. Yang paling populer digunakan untuk merekam gambar adalah format mini DV

9. Base station
Disebut juga camera processing unit/ peralatan CPU. Sebuah piranti yang terpisah dari kepala kamera, digunakan pada kamera- kamera yang dikontrol secara digital untuk memproses sinyal- sinyal yang dating dari dan ke kamera

10. Animation
Atau animasi. Adalah cabang pembuatan film dimana hasil gambar tangan maupun objek- objek tiga dimensional direkam dengan kamera film, sehingga diusahakan untuk mendapatkan ilusi adanya gerak


Sumber : http://www.sjm.sch.id/p/videografi-adalah-teknologi-pengiriman.html

Fotografi

PENGERTIAN DAN SEJARAH SINGKAT FOTOGRAFI

PENGERTIAN FOTOGRAFI
Fotografi atau dalam bahasa Inggris "photography", dan yang berasal dari kata Yunani yaitu "photos" cahaya, dan "grafos" melukis atau melukis. Jadi, fotografi merupakan proses melukis dengan menggunakan media cahaya.

Lebih jelasnya lagi, Fotografi merupakan proses untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka terhadap cahaya. Alat yang peka terhadap cahaya tersebut disebut dengan kamera.
Dalam fotografi untuk menghasilkan cahaya yang tepat dalam menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. setelah mendapatkan ukuran pencahayaan yang tepat. lalu kita dapat mengatur intesitas cahayanya dengan mengubah kombinasi ISO atau ASA, diafragma, dan kecepatan rana. Tanpa adanya cahaya seni foto ini tidak akan berfungsi dengan baik. 

Sejarah Fotografi

Sejarah fotografi secara umum dikenal dari 150 tahun yang lalu. Fotografi merupakan gambar dua dimensi yang dihasilkan oleh peran cahaya, sejarah fotografi sangat panjang karena sudah tercatat sebelum masehi. Dalam buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena camera obscura. Tahun 1839 yang dicanangkan sebagai tahun awal fotografi. Pada tahun itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat permanen. Penemu fotografi dengan pelat logam, Louis Jacques Mande Daguerre, sebenarnya ingin mematenkan temuannya itu. Tapi, Pemerintah Perancis, dengan dilandasi berbagai pemikiran politik, berpikir bahwa temuan itu sebaiknya dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma. Maka, saat itu manual asli Daguerre lalu menyebar ke seluruh dunia walau diterima dengan setengah hati akibat rumitnya kerja yang harus dilakukan. Fotografi kemudian berkembang dengan sangat cepat. Tidak semata heliografi lagi karena cahaya apa pun kemudian bisa dipakai, tidak semata cahaya matahari. Dengan adanya fotografi, kita dapat mengabadikan suatu momen tertentu dan dapat kembali ke momen tersebut melalui gambar. Oleh karena itu, diperlukan 2 suatu fasilitas yang dapat menampung hasil karya dari teknologi fotografi yaitu galeri.

SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA

Sejarah fotografi di Indonesia dimulai pada tahun 1857, pada saat 2 orang juru foto Woodbury dan Page membuka sebuah studio foto di Harmonie, Batavia. Masuknya fotografi ke Indonesia tepat 18 tahun setelah Daguerre mengumumkan hasil penelitiannya yang kemudian disebut-sebut sebagai awal perkembangan fotografi yang komersil. Studio fotopun semakin ramai dan berkembang di Batavia. Lalu semakin banyak pula fotografer profesional maupun amatir yang mendokumentasi hiruk pikuk yang terdapat di Batavia.
pada saat masuknya fotografi di Indonesia merupakan awal dari lahirnya teknologi fotografi. Pada saat iu pun kamera masih menggunakan teknologi sederhana dan kamera yang adapun masih berat sehingga tidaklah efisien jika akan dibawa kemana-mana. 

Pada tahun 1900an, muncul penemuan kamera yang lebih sederhana dan mudah untuk dibawa kemana-mana sehingga memungkinkan para fotografer untuk melakukan pemotretan outdoor. Bisa dibilang ini adalah awal munculnya kamera modern.Karena bentuknya yang lebih sederhana, kamera kemudian tidak hanya dimiliki oleh fotografer saja tetapi juga dimiliki oleh masyarakat awam.


FOTOGRAFER TERKENAL DI INDONESIA
ANDREAS DRAWIS TRIADI


Andreas Darwis Triadi lahir di Solo, Jawa Tengah, 15 Oktober 1954 atau lebih dikenal dengan Darwis Triadi yang merupakan seorang ahli fotografer glamor dan fashion senior Indonesia.
Darwis Triadi mengembangkan minat fotografinya sejak tahun 1979. Ilmu desain pun turut dipelajari Drawis Triadi untuk memperkaya kemampuan artistiknya. Karena prestasinya yang terus meningkat, dia diberi kepercayaan untuk menampilkan karyanya pada majalah tahunan Hasselblad yang berskala internasional di tahun 1990. Dalam kurun waktu bersamaan, beliau pun sempat mempresentasikan slide andalannya dalam acara Photo Kina International Competition di Koln, Jerman. Kompetisi ini digelar dalam rangka “Hasselblad International Annual”. Setahun kemudian, majalah internasional Vogue memajang karyanya pada artikel spesial tentang Indonesia. Bron Elektronik AG dari Swiss, produsen lampu Broncolor, memilihnya untuk mengisi kalender Broncolor tahun 1997. Darwis akhir-akhir ini sering membuat seminar, dan workshop tentang fotografi. Darwis Triadi juga telah mendirikan lembaga pendidikan fotografi di Jakarta Selatan.


Sumber : http://yesavadina.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-dan-sejarah-singkat-fotografi.html

Fungsi-Fungsi Fitur Blender

Secara default atau saat membuka aplikasi Blender, tampilan awal Blender yang akan muncul adalah seperti berikut.
  
Klik kiri pada sembarang tempat untuk menampilkan factory settings pada Blender, sehingga akan tampil fitur seperti berikut. 
  • Header      : Menu utama Blender yang terdiri atas File, Add, Render, dan Help.

  • Viewport   : Tampilan yang terdiri dari objek 3D atas objek lainnya. 

  • Toolbar     : Terdiri atas daftar tools yang memilikisifat dinamis menurut objeknya. 

  • Outliner     : Struktur data dari objek pada Blender. 

  • Properties  : Panel yang memuat berbagai macam perintah untuk memodifikasi objek atau                             animasi dan bersifat dinamis mengikuti objek atau tools yang sedang aktif. 

  • Timeline    : Instruksi yang terkait dengan frame animasi atau untuk sequencer.
a. Screen Layouts
     Saat membuka Blender, layar akan menampilkan secara default seperti pada gambar di atas. Tampilan tersebut dapat diganti sesuai kebutuhan, misalnya kebutuhan untuk merancang simulasi visual, Anda dapat memilih layout animation yang merupakan tampilan untuk mengerjakan animasi dan lain-lain. Tools ini berada pada pojok kiri atas layar, merupakan bagian dari Main Header yaitu menubar yang ada di bagian atas pada tampilan Blender.

b. Splitting Windows
     Splitting windows atau pembagi tampilan lembar kerja pada software Blender, Splitting windows dalam pembuatan simulasi visual 3D seringkali digunakan. Contohnya dalam pemodelan 3D diperlukan lebih dari 1 windows. Splitting windows adalah membagi menjadi 2 windows dalam tipe yang sama dan dapat dilakukan secara horizontal maupun vertical. Berikut cara melakukan splitting windows.
Arahkan kursor pada sudut windows yang dilingkari merah, maka kursor akan berubah menjadi (+) tanda plus. Kemudian klik tombol kiri mouse, tahan dan geser seperti gambar di atas.
Note : ”Untuk melakukan splitting windows secara vertical, sama seperti splitting windows secara horizontal, namun pada hasil splitting windows secara vertical akan mendapatkan 2 windows atas dan bawah.”
Changing the Editor Type
Ada beberapa jenis “editor” yang secara default tidak ditampilkan oleh Blender, Anda dapat mengganti dengan jenis “editor” lain. Sesuai dengan kebutuhan Anda.

c. Shortcut of Numpad
     Bagi para pengguna laptop disarankan untuk mengaktifkan Emulate Numpad, karena berguna untuk menggantikan tombol Numpad, sehingga bisa menggunakan perintah Numpad dengan menekan tombol angka pada keyboard bagian atas. Untuk mengaktifkan Emulate Numpad, bisa langsung menuju File -> User Preferences kemudian ikuti langkah seperti pada gambar di bawah ini.

Berikut ini adalah fungsi angka-angka pada numpad sebagai shortcut : 

[1] Tampak Depan
[3] Tampak Kanan
[7] Tampak Atas
[2] Putar bawah 15 derajat
[8] Putar atas 15 derajat
[4] Putar Kiri “15derajat”
[6] Putar Kanan “15derajat”
[5] Orthographic atau Perspektif
[0] Camera Perspektif
[CTRL][2] Menggeser View Objek Ke atas
[CTRL][8] Menggeser View Objek Kebawah
[CTRL][4] Menggeser Objek Kesamping Kanan
[CTRL][6] Menggeser objek kesamping kiri 

d. Snap 3D Cursor
     Pada dasarnya 3D Cursor digunakan untuk menentukan letak objek, sedangkan Snap merupakan sebuah alat bantu dalam menemukan titik acuan. Cara melakukan snap 3D cursor adalah dengan menekan SHIFT +S.
Selain itu, Snap juga bisa digunakan saat mentransformasi objek dengan cara menekan CTRLsambil merubah objek, sehingga objek akan bertranformasi dengan skala tertentu. 

e. Adding Object
     Adding Object merupakan sebuah menu untuk menambahkan objek pada bidang 3D. Lakukan dengan cara menekan SHIFT +A atau pilih menu Add pada Header menu. 

Dalam menambah objek pada Blender akan menemukan dua jenis mode, yaitu
Object Mode dan Edit Mode.
Kedua mode tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Edit Mode digunakan untuk melakukan pengeditan pada objek dengan memilih titik tertentu, sedangkan Object Mode digunakan untuk pengeditan objek secara keseluruhan. Untuk memilih modus Object Mode atau Edit mode, dapat menekan tombol Tab pada keyboard. Tampilan kedua Mode tersebut seperti pada gambar di bawah ini.


f. Transformation
     Transformation adalah upaya untuk menggeser atau memutar atau mengubah ukuran objek.
Dasar transformasi dalam Blender, meliputi:

  • Grab / Move : menggeser objek dengan menekan tombol [G] 
  • Rotation        : memutar objek dengan menekan tombol [R] 
  • Scale             : menskala (memperbesar atau memperkecil) objek dengan menekan tombol [S] 

Untuk mentransformasikan objek berdasarkan sumbu ( x, y, z ), Anda dapat menggunakan shortcut keyboard,
Grab / Move [G]

  • [G]+[X]               : objek akan bergeser pada sumbu X. 
  • [G]+[Y]               : objek akan bergeser pada sumbu Y. 
  • [G]+[Z]               : objek akan bergeser pada sumbu Z. 
  • [G]+[Shift ]+[X] : objek akan bergeser pada sumbu Y dan Z karena sumbu X telah dikunci                                     agar tidak berubah.

Sumber : http://justshareincident23.blogspot.co.id/2015/01/fungsi-fungsi-fitur-blender.html

Sudut Pandang Pengambilan Gambar

Camera Angle adalah suatu sudut pandang dalam mengambil gambar suatu objek, pemandangan, maupun sebuah adegan. Dengan sudut tertentu kita dapat menghasilkan suatu shot yang menarik, dengan perspektif yang unik dan menciptakan kesan tertentu pada gambar yang disajikan.
Sudut Pandang Pengambilan Gambar dibagi menjadi 6, yaitu :

* Normal Angle : Kamera ditempatkan setinggi mata objek. Normal angle tergantung pada ketinggian suatu objek tersebut.

* High Camera Angle : Posisi kamera berada lebih tinggi dari mati objek sehingga kamera harus menunduk untukmengambil gambarnya. Sudut pandang ini sangat berguna untuk mempertunjukkan keseluruhan set beserta seluruh objeknya.

* Low Camera Angle : Posisi kamera berada di bawah ketinggian mata sehingga kamera harus mendongak untuk melakukan shot.

* Bird Eye View : Pengambilan gambar objek dari atas

* Subjective Camera Angle : Posisi kamera diletakkan di tempat seorang karakter yang tidak nampak dalam layer dan mempertunjukkan pada penonton suatu pandangan dari sudut pandang karakter.

* Objective Camera Angle : Melakukan shot seperti apa adanya (Asli)

SUDUT PANDANG / FRAMING

Dalam merekam gambar perlu penentuan sudut pandang/framing agar objek yang disajikan hasilnya lebih baih dan indah. Bidang pandangan/framing adalah suatu langkah pengambilan gambar yang harus menentukan luas bidang pandangan untuk suatu objek utama dan objek lainnya dalam hubungannya dengan latar belakang.
Macam-macam framing yaitu :

* ELS (Extreme Long Shot) : Shot dari jarak sangat jauh dan menyajikan bidang yang sangat luas, kamera mengambil objek secara menyeluruh. Objek utama terlihat sangat kecil dan latar belakang terlihat sangat dominan.

* LS (Long Shot) : Shot yang juga sangat jauh, bidang yang diambil lebih dekat daripada ELS, namun tetap objek utama masih terlihat terlalu kecil dibandingkat latar keseluruhan.

* MLS (Medium Long Shot) : Lebih dekat daripada ELS dan LS. Manusia biasanya ditampakkan dari atas pinggang sampai atas kepala dalam shot ini. Latar belakang dan objek utama pun juga nampak sebanding.

* MCU (Medium Close Up) : Shot sangat dekat, objek diperlihatkan dari bagian dada hingga atas kepala. MCU ini paling sering digunakan dalam dunia perfilman

* CU (Close Up) : Shot teramat dekat. Objek menjadi titik perhatian utama dalam shot ini dan latar belakang terlihat kurang dominan. Manusia biasanya ditampilkan pada bagian bahu hingga atas kepala.

* BCU (Big Close Up) : Shot yang menampilkan bagian tertentu dari tubuh manusia. Objek mengisi layar secara menyeluruh dan sangat terlihat detilnya.

* ECU (Extreme Close Up) : Shot yang menampilkan bagian tertentu objek dengan sangat detil memenuhi layar.


Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan gambar yaitu :

1. Sudut pengambilan gambar (Camera Angle)
a. Bird Eye View
Pengambilan gambar dilakukan dari atas dari ketinggian tertentu sehingga memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-benda lain yang tampak dibawah sedemikian kecil. Pengambilan gambar biasanya menggunakan helikopter maupun dari gedung-gedung tinggi.
b. High Angle
Sudut pengambilan gambar tepat diatas objek, pengambilan gambar seperti ini memiliki arti yang dramatik yaitu kecil atau kerdil.
c. Low Angle
Pengambilan gambar diambil dari bawah si objek, sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle. Kesan yang ditimbulkan dari sudut pandang ini yaitu keagungan atau kejayaan.
d. Eye Level
Pengambilan gambar ini mengambil sudut sejajar dengan mata objek, tidak ada kesan dramatik tertentu yang didapat dari eye level ini, yang ada hanya memperlihatkan pandangan mata seseorang yang berdiri.
e. Frog Level
Sudut pengambilan gambar ini diambil sejajar dengan permukaan tempat objek berdiri, seolah-olah memperlihatkan objek menjadi sangat besar.

2. Ukuran gambar (frame size)
a. Extreem Close-up (ECU)
Pengambilan gambar sangat dekat sekali, hanya menampilkan bagian tertentu pada tubuh objek. Fungsinya untuk kedetailan suatu objek.
b. Big Close-up (BCU)
Pengambilan gambar hanya sebatas kepala hingga dagu objek. Fungsi untuk menonjolkan ekpresi yang dikeluarkan oleh objek.
c. Close-up (CU)
Ukuran gambar sebatas hanya dari ujung kepala hingga leher. Fungsi untuk memberi gambaran jelas terhadap objek.
d. Medium Close-up (MCU)
Gambar yang diambil sebatas dari ujung kepala hingga dada. Fungsinya untuk mepertegas profil seseorang sehingga penonton jelas.
e. Mid Shoot (MS)
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga pinggang. Fungsinya memperlihatkan sosok objek secara jelas.
f. Knee Shoot (KS)
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga lutut. Fungsinya hampir sama dengan Mid Shot.
g. Full Shoot (FS)
Pengambilan gambar penuh objek dari kepala hingga kaki. Fungsinya memperlihatkan objek beserta lingkungannya.
h. Long Shoot (LS)
Pengambilan gambar lebih luas dari pada Full Shoot. Fungsinya menunjukkan objek dengan latar belakangnya.
i. Extreem Long Shoot (ELS)
Pengambilan gambar melebihi Long Shoot, menampilkan lingkungan si objek secara utuh. Fungsinya menunjukkan bahwa objek tersebut bagian dari lingkungannya.
j. 1 Shoot
Pengambilan gambar satu objek. Fungsinya memperlihatkan seseorang/benda dalam frame.
k. 2 Shoot
pengambilan gambar dua objek. Fungsinya memperlihatkan adegan dua orang yang sedang berkomunikasi.
l. 3 shoot
pengambilan gambar tiga objek. Fungsinya memperlihatkan adegan tiga orang sedang mengobrol.
m. Group Shoot
Pengambilan gambar sekumpulan objek. Fungsinya memperlihatkan adegan sekelompok orang dalam melakukan suatu aktifitas.

3. Gerakan kamera (moving camera)
a. Zooming (In/Out)
Gerakan yang dilakukan oleh lensa kamera mendekat maupun menjauhkan objek, gerakan ini merupakan fasilitas yang disediakan oleh kamera video dan kameramen hanya mengoperasikannya saja.
b. Panning (Left/Right)
Yang dimaksud dengan gerakkan panning yaitu kamera bergerak dari tengah ke kanan atau dari tengah ke kiri, namun bukan kameranya yang bergerak tapi tripodnya yang bergerak sesuai arah yang diinginkan.
c. Tilting (Up/Down)
Gerakan tilting yaitu gerakan ke atas dan ke bawah, masih menggunakan tripod sebagai alat bantu agar hasil gambar yang didapat memuaskan dan stabil.
d. Dolly (In/Out)
Gerakan yang dilakukan yaitu gerakan maju mundur, hampir sama dengan gerakan Zooming namun pada dolly yang bergerak adalah tripod yang telah diberi roda dengan cara mendorong tripod maju ataupun menariknya mundur.
e. Follow
Pengambilan gambar dilakukan dengan cara mengikuti objek dalam bergerak searah.
f. Framing (In/Out)
Framing adalah gerakan yang dilakukan oleh objek untuk memasuki (in) atau keluar (out) framming shot.
g. Fading (In/Out)
Merupakan pergantian gambar secara perlahan-lahan. Apabila gambar baru masuk menggantikan gambar yang ada disebut fade in, sedangkan jika gambar yang ada perlahan-lahan menghilang dan digantikan gambar baru disebut fade out.
h. Crane Shoot.
Merupakan gerakan kamera yang dipasang pada alat bantu mesin beroda dan
bergerak sendiri bersama kameramen, baik mendekati maupun menjauhi objek.

4. Gerakan objek (moving object)
a. Kamera sejajar objek. Kamera sejajar mengikuti pergerakan objek, baik ke kiri maupun ke kanan.
b. Walking (In/Out) Objek bergerak mendekati (in) maupun menjauhi (out) kamera.


Sumber : http://masroh19.blogspot.co.id/2013/02/sudut-pandang-pengambilan-gambar.html

Tutorial Membuat Efek Instagram di Aplikasi Photoshop

Cara Membuat Telur Masak Bumbu Asam


Kamis, 09 Juni 2016

Artikel Storyboard

STORYBOARD

Pengertian Storyboard

      Storyboard adalah sketsa gambar yang disusun berurutan sesuai dengan naskah, dengan storyboard kita dapat menyampaikan ide cerita kita kepada orang lain dengan lebih mudah, karena kita dapat menggiring khayalan seseorang mengikuti gambar-gambar yang tersaji, sehingga menghasilkan persepsi yang sama pada ide cerita kita.
      Storyboard juga berguna bagi editor untuk membantu menyusun scene yang berbeda-beda menjadi sesuai dengan skenario dengan lebih mudah dan cepat.


Sejarah Storyboard

      Storyboard pertama kali di kembangkan di studio Walt Disney pada tahun 1930. Perkembangan storyboard di Disney berawal dari revolusi buku-buku komik yang terbentuk sketsa cerita yang telah dibuat sejak tahun 1920 yang bertujuan untuk menggambarkan konsep mata pelajaran kartun animasi pendek.
      Dalam buku The Story Of Walt Disney (Hendry Holt 1956) Diane Disney Miller menjelaskan bahwa storyboard pertama diucapkan pada tahun 1933. Storyboard pertama kali dibuat oleh seorang animator bernama Webbsmitt. Ide tersebut diambilnya dari gambar adegan pada lembaran kertas yang terpisah lalu disusunnya pada papan buletin unuk membuat urutan cerita.
      Selanjutnya Studio Waltherlantz Production pada awal tahun 1935 menjadi studio kedua yang mulai mengembangkan sketsa cerita menjadi storyboard. Pada tahun 1936 Halman Ising dan Leon Schlesinger juga menerapkan konsep storyboard. Akhirnya, sejak tahun 1937-1938 hampir semua studio mengguanakan storyboard sebagai pengganti sketsa cerita.



Fungsi Storyboard

1.     Sebagai kerangka visualisasi dari alur cerita berdasarkan skenario yang telah dibuat.
2.    Sebagai pemecah gambar (visual) berdasarkan sudut pandang (camera angle and type of shot) pada setiap scene.
3.    Sebagai acuan DOP (Director Of Photography) atau juru kamera dalam pengambilan gambar dilapangan atau shooting.
4.    Mempermudah produksi sebuah skenario menjadi sebuah fotage-fotage berdasarkan scene yang ada.


Tujuan Pembuatan Storyboard

a.    Sebagai panduan bagi orang-orang yang terlibat didalamnya, mulai dari sutradara, penulis cerita,  lighting dan cameramen.
b.    Memungkinkan seorang pembuat film untuk memprevisualisasikan ide-idenya.
c.    Sebagai alat untuk mengkomunikasi ide keseluruhan film.
d.    Menjelaskan tentang alur narasi dari sebuah cerita.
e.    Berperan dalam pewaktuan (timing) pada sequence, percobaan-percobaan dengan sudut pandang kamera, perpindahan dan kesinambungan (countinuity) antara elemen-elemen dalam sebuah frame.


Bagian Dalam Storyboard

      Pada umumnya penulisan storyboard dan storyline sering menjadi satu kesatuan yang saling mendukung terdiri dari beberapa adegan yang tersusun dan didalamnya terdapat :
·         Bentuk adegan/potongan-potongan gambar sketsa
·         Bentuk (alur cerita) untuk memperjelas gambar sketsa
·         Bentuk dramatisasi (adegan yang berisi tentang adegan karakter tertentu)


Komponen-Komponen Storyboard

·         Bagian Judul : Berisi tentang judul, episde, scene dan halaman
·         Bagian Sub Judul : Berisi tentang penjelasan take shot, panel, sequence, lokasi dan setting waktu
·         Bagian Visual : Berisi tentang gambaran adegan dengan menyisipkan visual  atau foto, grafis, dll. Anda juga dapat mencakup teks yang akan ditampilkan di layar, atau anda dapat membuat bagian lain untuk teks
·         Bagian Audio : Berisi tentang uraian audio yang akan melengkapi berupa nama dari file music atau rekaman, dan efek suara (SFX) yang akan bermain di layar masing-masing
·         Bagian Dialog/Action : Berisi detail action dan pergerakan kamera (framing, angle) serta dialog adegan (jika ada)
·         Bagian Properties : Berisi tentang penjelasan artistic, property, wardrobe dan timing/durasi


Prinsip Storyboard

1.     Pesan visual harus kreatif (asli, luwes dan lancar)
2.    Komunikatif
3.    Efisien dan efektif
4.    Sekaligus indah/estetis


Strategi Storyboard

1.     Merancang strategi komunikasi, sehingga storyboard mudah dibaca dan dapat dikomunikasikan dengan baik.
2.    Menyusun strategi kreatif, sehingga storyboard menjadi menarik dan menciptakan hal baru.


Proses Pembuatan Storyboard

a.    Storyboard secara gamblang memberikan tata letak visual dari adegan seperti yang terlihat melalui lensa kamera.
b.    Seorang pembuat storyboard harus mampu menceritakan sebuah cerita yang bagus. Untuk mencapainya, mereka harus mengetahui berbagai film, dengan pengertian tampilan yang bagus, komposisi, gambaran berurut dan editing.


Informasi Dalam Storyboard

1.     Sketsa atau gambaran layar, halaman atau frame
2.    Warna, penempatan dan ukuran grafik, jika perlu
3.    Teks asli, jika ditampilkan pada halaman atau layar
4.    Warna, ukuran dan tipe font jika ada teks
5.    Narasi, jika ada
6.    Aniamsi, jika ada
7.    Video, jika ada
8.    Audio, jika ada
9.    Interaksi dengan penonton, jika ada
10. Dan hal-hal yang perlu diketahui oleh staf produksi


Langkah Pembuatan Storyboard

1.     Catat poin-poin penting, ide, serta konsep yang akan dimasukan didalam storyboard.
2.    Storyboard anda harus pada dasarnya merupakan gambar serial dan dilengkapi uraian semua langkah dan keterangan yang diperlukan untuk menyelesaikan tujuan dibuatnya film.
3.    Membuat sketsa kasar visual untuk semua frame.
4.    Visual dengan jelas menampilkan gambar utama.
5.    Storyboard dapat dirancang menggunakan kertas dengan coretan dan tulisan manual atau dengan perangkat lunak seperti Microsoft Word.